Jelajah
IMG-LOGO

Yuk, Intip UMKM di Desa Gunungsari!

Create By 19 July 2022 366 Views

 

UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) merupakan unit usaha yang memiliki potensi untuk dapat menjadi pilar perekonomian suatu daerah. Perlu diketahui bahwa di Desa Gunungsari, mayoritas penduduknya bekerja sebagai seorang petani. Maka dari itu, mayoritas UMKM di desa ini yang berkembang merupakan UMKM olahan hasil pertanian.  

UMKM olahan hasil pertanian yang terkenal di desa ini yang pertama adalah usaha pengolahan singkong menjadi keripik singkong. Pemilik UMKM keripik singkong ini bertempat tinggal di salah satu dusun di Desa Gunungsari, yaitu Dusun Belang. UMKM yang terbentuk pada tahun 2020 ini didirikan sebagai respon dari kondisi pandemi covid-19. Menurut informasi dari pelaku UMKM, bahan dasar untuk pembuatan keripik ini tidak menggunakan sembarang jenis singkong. Melainkan menggunakan jenis singkong tertentu, supaya keripik yang dihasilkan memiliki tingkat kerenyahan yang tinggi. Jenis singkong tersebut adalah “Singkong Pendek Ginjah”. Dalam seharinya, UMKM ini dapat memproduksi keripik singkok sebanyak 50 bungkus. Pemilik UMKM menjual keripik singkong ini dalam bentuk bungkusan plastik dengan 2 varian rasa, yaitu original dan balado. Selain memiliki rasa yang gurih dan enak, harga yang ditawarkan juga sangat terjangkau, hanya Rp5.000,00 per bungkus.

Kemudian, UMKM yang tidak kalah terkenal dengan UMKM keripik singkong adalah UMKM olahan cabe kering. Cabe kering yang diperoleh dari hasil pertanian penduduk diolah menjadi cabe bubuk yang dapat digunakan untuk menambah rasa pedas pada makanan. Cabe bubuk yang dihasilkan ini memiliki sebutan yang menarik, yaitu “Sambel Mebur”. Pemilik UMKM sambel mebur bertempat tinggal di Dusun Manggal dan memulai usahanya pada tahun 2021. Dalam satu hari, pemilik UMKM biasanya memproduksi 25 bungkus sambel mebur. Sambel mebur yang telah diproduksi tersebut umumnya dijual ke pasar dan para tetangga dengan harga yang terjangkau, yaitu sebesar Rp5.000,00 per bungkus.

Selain UMKM olahan hasil pertanian, ternyata di Desa Gunungsari juga terdapat UMKM budidaya bibit jamur tiram yang berdiri sejak tahun 2015. UMKM ini dimiliki oleh salah satu warga Desa Gunungsari yang tinggal di Dusun Gunungsari. Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya jamur tiram antara lain katul (lapisan sebelah dalam dari butiran padi), serpihan gergaji kayu, gamping (batu kapur), menir, dan lain-lain. Dalam satu hari, pemilik UMKM budidaya jamur tiram memproduksi 280 bibit (280 baglog) yang kemudian dijual dengan harga Rp2.000,00 per baglog.

Menarik dan menggiurkan bukan UMKM olahan hasil pertanian yang terdapat di Desa Gunungsari? Selain dijual dengan harga yang terjangkau, produk yang dihasilkan juga memiliki rasa yang tidak mengecewakan dan sangat memanjakan lidah.